Pasuruan, Tribunus.Antara.com - Pimpinan dan pengasuh pondok Pesantren Besuk- Kejayan KH Mas Subadar yang juga merupakan seorang Rais Syuriah PBNU ini wafat hari Sabtu pukul 19.45 WIB. Tokoh ulama khos ini sangat dikenal di kalangan jam’iyyah umat Islam terbesar di Indonesia. Beliau sering mengemban tugas-tugas khusus di organisasi tersebut.
Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Ulum, Besuk, Pasuruan, Jawa Timur sering ditunjuk sebagai juru bicara. Sikapnya yang teguh dan senantiasa berpegang teguh pada koridor kajian fiqh klasik itulah yang menyebabkan sering dilibatkan dalam bahstul masa’il yang diselenggarakan NU.
Tutur katanya juga halus, argumentatif, dan mampu menyesuaikan diri dengan bahasa masyarakat yang dihadapi. Ini membuat masyarakat di kawasan Tapal Kuda, Jawa Timur sering mendatangi pengajian yang diisinya. Mereka tertegun menyimak ceramah dan orasinya.
KH.Mas subadar lahir pada 1942 di sebuah desa Besuk, Kejayan, Pasuruan dari pasangan KH Subadar dan Hj. Maimunah. Pada usia 3 bulan (1942), ia telah yatim karena ditinggal wafat sang ayahanda, KH Subadar. Sehingga ia banyak belajar mandiri dengan diasuh oleh ibundanya yakni Hj Maimunah.
Kiai tersebut sangat mengidolakan sosok ibundanya. Baginya, Hj Maimunah adalah sosok panutan. Sebab melalui sentuhan lembut dan tangan dingin sang ibunda, ia menjadi pribadi yang mandiri dan tegar dalam menatap tantangan jaman.
Berasal dari keluarga yang sarat religius. Kakak-kakaknya beliau seperti KH Ali Murtadlo dan KH Ahmad di Pondok Pesantren Besuk, Pasuruan. Di Pesantren Lirboyo, Kediri, KH M Subadar menemukan tempat belajar ilmu agama. Hari-hari di poDi Lirboyo Kediri inilah keilmuan Mas Subadar digembleng.
Mas Subadar mulai berkiprah di organisasi NU tahun 1967. Awal mulanya aktif di IPNU, dua tahun kemudian namanya langsung mencuat sebagai ketua GP Anshor Pasuruan.
Menikahi Aisyah pada tahun 1969. Aktifitas di organisasi mulai berkurang, lalu sekitar 1976, kembali terjun dalam kegiatan organisasi dan sekaligus mengemudikan kepemimpinan Pesantren Raudhotul Ulum. Pada tahun 1980, ia terpilih sebagai Rois Syuri’ah NU Cabang Pasuruan dan kemudian menjabat sebagai Wakil Rais Syuri’ah NU Jawa Timur.
Kini warga Pasuruan berduka dengan kepergian KH.Mas Subadar, khususnya kaum Nadliyyin. Jenazah kyai kharismatik ini rencananya akan dikebumikan besok hari Minggu 31 Agustus 2016 (khoiron)
30 Juli 2016