menu melayang

26 Juli 2016

Geger Pasar Wisata Cheng Hoo, Pemerintah Turun Tangan

Pasuruan, Tribunus-Antara.com - Pemerintah Daerah kabupaten Pasuruan menggelar dengar pendapat dengan sejumlah pedagang di Pasar Buah Areal Wisata Masjid Cheng Hoo Selasa 26 juli 2016. Hadir dalam pertemuan itu Ir.Edy Dinas Perindustrian dan Perdagangan kabupaten Pasuruan, Dinas Perhubungan, Para pedagang (90 0rang), Kepala Desa Petungasri Pramono, Misbah Dinas cipta Karya, Ketua Paguyuban dan pengurus serta sejumlah LSM.

Agenda pertemuan adalah kordinasi penataan dan pembinaan pedagang di lingkungan Pasar Wisata Cheng Hoo. Setelah Sambutan acara kemudian diisi oleh curhatan pedagang. Masing-masing dipersilahkan untuk mengungkapkan isi hati juga keluhan-keluhan yang selama ini terjadi dan dialami oleh para pedagang selama mereka berjualan di areal Pasar wisata masjid Cheng Hoo.

Salah seorang pedagang dalam kesempatannya berbicara dalam forum itu mengatakan bahwa mereka merasa keberatan dengan pungli yang dilakukan oleh oknum pengurus Pasar. Oknum paguyuban Pasar  serta pengurusnya meminta sejumlah uang berkisar antara 2 juta dan 5 juta kepada beberapa pedagang. Uang tersebut tidak jelas peruntukannya. Menurut pedagang uang itu untuk upeti kepada salah satu instansi.

Namun pejelasan pedagang ditepis oleh kepala dinas Cipta Karya. Misbah mengaku tidak pernah sama sekali menerima bahkan mengetahui penarikan uang sebesar 2 hingga 5 juta rupiah dari pedagang tersebut. Beberapa pedagang yang lain dalam kesempatan yang sama lalu meminta petanggung jawaban dari ketua paguyuban Pasar buah Masjid Cheng Hoo mengenai di mana keberadaan uang jutaan rupiah tersebut.

Dalam pertemuan tersebut para pedagang ingin pengurus Paguyuban pasar Buah untuk diganti saja, menurutnya ketua paguyuban Puguh menunjuk adiknya sendiri yaitu Moko, lalu Puguh juga menunjuk anaknya sebagai sekertaris paguyuban. Selain itu Puguh juga menunjuk Ropi'i serta Farida sebagai bendahara dan sekertaris yang tak lain adalah anaknya sendiri. Struktur pengurusan Paguyuban pasar yang nampak tidak sehat ini menurut sejumlah pedagang menjadi sumber dari Kolusi, Korupsi dan Nepotisme yang merugikan pedagang. (darmaji)



Blog Post

Related Post

Back to Top

Cari Artikel

Arsip Blog