6 September 2017
Kapolres Sambangi Markas Organisasi Kemahasiswaan, Sikapi Rencana Aksi Kemanusian di Candi Borobudur
Bojonegoro, tribunus-antara.com - Rencana aksi yang akan digelar di Candi Borobudur Jawa Tengah oleh Organisasi Masyarakat dan Organisasi Kemahasiswaan sebagai bentuk solidaritas terhadap tragedi yang dialami Etnis Rohingya di Myanmar, Kapolres Bojonegoro AKBP Wahyu S. Bintoro, SH., SIK., M.Si sambangi markas Organisasi Kemahasiswaan yang ada di Bojonegoro pada hari Selasa (05/09/2017) siang kemarin sekira pukul 14.00 WIB.
Adapun markas yang disambangi yaitu Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII), Dewan Pengurus Cabang Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (DPC GMNI) dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bojonegoro.
Kedatangan Kapolres yang ditemani oleh Wakapolsek Bojonegoro Kota AKP Subarata, Kanit Binmas Polsek Bojonegoro Kota AKP Agus El Fauzi serta anggota intel Polres Bojonegoro dan diterima langsung oleh Ketua masing-masing organisasi dan beberapa anggotanya ingin memberikan himbauan kepada organisasi kepemudaan untuk berkomunikasi memberikan informasi terkait permasalahan di Rakhine State, Myanmar.
Menurut Kapolres, bahwa tragedi yang saat ini Menimpa Etnis Rohingya di Myanmar bukanlah konflik antar agama, namun konflik sosial antara etnis Rohingya dengan Rakhine terkait permasalahan demografi maupun dibidang ekonomi.
"Tregedi Etnis Rohingya bukanlah konflik antar agama", ucap Kapolres.
Kapolres menghimbau, kepada kelompok mahasiswa untuk tidak mengikuti aksi yang rencananya akan diadakan di Candi Borobudur dapat menimbulkan konflik antar agama di Indonesia, karena Candi Borobudur selain sebagai warisan budaya bangsa juga merupakan tempat ibadah dan simbol agama agama Budha.
"Saat ini Pemerintah telah berusaha ingin ikut menyelesaikan permasalahan di Myanmar dengan langsung mengambil langkah diplomatik dan telah didukung melalui AKIM (Aliansi Kemanusiaan Indonesia Untuk Myanmar) akan membantu penanganan permasalahan dibidang kesehatan, pendidikan, mata pencahariaan dan pemenuhan layanan dasar", imbuh Kapolres.
Dengan maraknya pemberitaan tentang masalah Rohingya di Myanmar terkait dengan berbagai pernyataan keras, kecaman dan lain-lain tentu akan berimplikasi menjadi kontra produktif terhadap upaya kerja kemanusiaan yang dibangun oleh pemerintah RI dan berbagai organisasi kemanusiaan yang akan membantu masyarakat Rohingya.
"Oleh karena itu mari kita dukung AKIM untuk segera bisa membantu meringankan beban dan segala permasalahan masyarakat Rohingya", pesan Kapolres.
AKIM sendiri merupakan gabungan dari beberapa ormas Islam besar yang terdiri dari 11 organisasi antara lain Muhammadiyah Disaster Management Centre (MDMC), Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklam Nahdhatul Ulama (LPBI NU), Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU) Human Initiative, Dompet Dhuafa, Rumah Zakat, Dompet Peduli Umat Daarut Tauhiid, Lazis Wahdah, Aksi Cepat Tanggap (ACT), Sosial Trust Fund dan didukung oleh Humanitarian Forum Indonesia dan Kementerian Luar Negeri RI.