29 September 2017
TMMD Kodim Ngawi Laksanakan Penyuluhan Paham Radikalisme.
Ngawi | TRIBUNUS.CO.ID - Kegiatan Penyuluhan TMMD Non Fisik ke 100 tahun 2017 Kodim Ngawi, mengajak para warga untuk mengetahui bahaya paham Radikalisme dilingkungan mereka. Jumat (29/9/2017).
Pasi Intel Kodim 0805 Ngawi Kapten Inf Ahmad Harsono, S.H, menjadi narasumber dalam penyuluhan pencegahan Radikalisme yang bertempat di Balai Desa Mengger Kecamatan Karanganyar Kabupaten Ngawi.
''Negara Indonesia merupakan negara multi kultural, artinya terdiri dari berbagai suku, ras, budaya dan agama. Berdasarkan hal tersebut, ada kemungkinan banyak permasalahan yang timbul di masyarakat, salah satunya adalah munculnya kelompok radikal dan terorisme,'' tuturnya.
Lebih lanjut disampaikan, kita semua menyadari bahwa Negara Indonesia terbentuk dari berbagai suku dan agama. Hal itu merupakan suatu potensi jika dikelola dengan baik, namun jika itu salah dalam pengelolaannya, maka akan menimbulkan suatu permasalahan, yang bisa untuk menghacurkan Negara ini,
Selanjutnya, dirinya mengatakan bahwa para pahlawan sudah berjuang dengan mengorbankan seluruh jiwa dan raganya membangun untuk Negara ini. Mereka rela berjuang tanpa pamrih, kita saat ini tinggal meneruskan untuk membangun negara dengan berdasarkan Pancasila. Apabila ada yang ingin merubah Pancasila dengan ideologi lain, itu tidak boleh terjadi dan harus kita lawan bersama-sama. “ Membela Negara ini bukan hanya tanggung jawab TNI dan Polri saja, akan tetapi semua warga Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tegas Kapten Harsono.
Bahaya radikalisme dan terorisme menurutnya, saat ini sangat mengkhawatirkan, karena bisa mengorbankan dirinya untuk menghancurkan, dan mengancam jiwa banyak orang. Bagi para terorisme dan radikalisme hal ini dianggap sebagai resiko dari jihad, tetapi harusnya mereka berpikir kembali berapa banyak nyawa yang tidak bersalah akan melayang. Justru mereka akan mendapat dosa lebih banyak dibanding pahala yang didapat, serta cara ini tidak dibenarkan dalam agama Islam maupun agama lain.
Ada beberapa efek negatif yang ditimbulkan dari gerakan radikalisme dan terorisme, antara lain: Pertama, kerugian ekonomi, dimana sarana dan prasara pendukung aktivitas jalannya perekonomian menjadi rusak dan hancur. Sarana jalan dan gedung yang digunakan aktivitas perdagangan tidak bisa berfungsi lagi. Kedua, menghancurkan Nasionalisme bangsa.
Adanya gerakan ini sudah tentu akan menghancurkan nasionalisme bangsa, dimana yang akan menjadi korban adalah saudara mereka sendiri. Hal ini jelas akan menimbulkan suatu perpecahan, sehingga akan menghancurkan nasionalisme bangsa. ''Langkah yang tepat untuk mencegah gerakan radikalisme dan terorisme adalah, mengajarkan kepada para pemuda untuk saling menghormati, menerima antar perbedaan serta untuk saling menyayangi agar jiwa nasionalisme semakin tinggi, bukannya malah diajarkan peperangan, pungkasnya.