Surabaya, Tribunus-Antara.com – Sebuah sumber telah memperkeruh permasalahan kasus 'Wartawan Wedhus' yang disebutkan oleh oknum Polisi kepada wartawan Berita Rakyat di Surabaya dengan beredarnya kabar bahwa Polrestabes Surabaya diduga telah menunggangi keadaan kisruhnya kasus penyebutan ” Wartawan Wedus “ dengan komentar yang tidak mendinginkan permasalahan dan malah sebaliknya.
Hal ini diperoleh dengan beredarnya dialog antara Kepolisian dengan salah seorang wartawan berisial TG. TG mengaku mendapat pesan dari Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol. Rudi pihaknya seakan-akan telah mengeluarkan pernyataan dan larangan kepada wartawan, untuk tidak mengikuti solidaritas wartawan bodrek dalam melakukan konfirmasi bersama ke kantor Mapolsek Sukomanunggal, Kamis (25/01).
Komentar tersebut dituliskan langsung Kapolrestabes Surabaya yang berbunyi kepada salah satu wartawan daerah “Pesan dari Kapolrestabes (nama wartawan) jangan ikut kelompok wartawan bodrek ( wartawan dari beberapa media ingin penjelasan terkait kasus 'Wartawan Wedhus' dikarenakan, pesan SMS WA menyebutkan nantik turun derajatnya karena (nama media) santun dan sloooooo”
Saat diklarifikasi melalui selulernya, oknum wartawan TG ini mengelak jika dirinya mengaku mendapat pesan langsung dari Kapolrestabes Surabaya dan menyebarkan di dalam group wartawan, yang dalam pesan tersebut membentuk opini melarang wartawan daerah agar tidak mengikuti para wartawan bodrek, Hari kamis besok.
“Itu tidak benar, saya juga bingung lihat anak-anak wartawan, kesannya dipelintir dan itukan ada emosi sama saya,” ujar oknum TG kepada media Berita Rakyat (23/01).
Dirinya juga menuturkan akibat kisruhnya wartawan wedus, jika kabag humas Lily atau Mami itu memberi List (nama-nama wartawan solidaritas) kepadanya, jika ada wartawan media harian daerah yang ikut solidaritas wartawan.
“Kalau bisa tidak usah ikut-ikut, soalnya media kamu sudah baik sama Polres dan Polsek. Ya.. saya tanggapi Mami Lily. Oh ya Mii.. ya saya bilang gitu,” tiru Oknum TG yang disampaikan kompol Lily.
Sementara itu saat dikonfirmasi kasubag humas Polrestabes Surabaya Kompol Lily Jafar atas kisruhnya dan kebenaran pernyataan Kapolrestabes melarang dan menuding wartawan yang ikut dalam solidaritas adalah wartawan bodrek. “Kapolrestabes Surabaya tidak pernah mengeluarkan pernyataan dan menuding semua wartawan yang ikut solidaritas wartawan adalah wartawan bodrek,” ungkap Kompol Lily.
Dirinya pun sedikit meradang jika pembicaraan nya kepada oknum TG telah menuding rekan-rekan yang mengatasnamakan solidaritas wartawan adalah wartawan tidak jelas.
Berikut kutipan pembicaraan WhatsApps oknum wartawan TG dan Kapolrestabes Surabaya.
Oknum TG : (Nama wartawan) itu wartawan Daerah, Siap mii.. biar saya laporkan pimpinan.
Kapolrestabes : Lapo melok2 gak jelas, bikin nama (Media) jadi turun derajat.
Oknum TG : hehehehe iya mii (nama wartawan) sebenernya sudah tidak mau barusan saya telepon.
Oknum TG : Namanya aja yang dimasukan sama anak2 kurang jelas. Mami besok saya mau ngadep ya mii…
Masih Kompol Lily, “Itu oknum wartawannya, siapa namanya? ada tidak digroup tersebut nama saya Lily Jafar. Saya tidak pernah mengatakan seperti itu,” ujar Kasubag Humas saat mengelak.
Kasus penghinaan dan hujatan profesi wartawan ini semakin memanas di Polrestabes Surabaya, meskipun kisruhnya hujatan wartawan wedus sudah diselesaikan secara kekeluargaan dan dimediasi oleh organisasi dari PWI untuk menengahi permasalahan yang ada. Namun muncul permasalahan baru soal wartawan bodrek, yang diucapkan langsung oleh Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol. Rudi.
Sementara dalam investigasi para awak media, siapakah !! oknum TG yang berani ngaku mendapat pesan langsung dari Kapolrestabes Surabaya dan menuding solidaritas wartawan itu wartawan bodrek. (tim).
24 Januari 2018