KEDIRI - Fenomena sumur ambles yang melanda warga di beberapa desa di kecamatan Puncu kabupaten Kediri minggu lalu, warga selama sekian waktu tersebut tidak bisa menggunakan air sebagai keperluan sehari-hari. Air sumur mereka kotor dan bercampu lumpur. Hingga hari ini Minggu 30/04 jumlah sumur ambles sudah 123 sumur lebih meliputi dusun Nanas, Jambean, Dorok Desa Mànggis dan Dusun Jatirejo Desa Gadungan.
Oleh masyarakat sumur tersebut sudah banyak yang ditimbun dengàn tanah uruk karena tempat sumur banyak yang dekàt dengan rumah tinggal mereka. Warga kwatir ada korban baik tetangga atau keluarga mereka, kalau tidak ditutup.
Bupati Kediri dan BPBD kabupaten Kediri, Kadis DPMPD telah meninjàu lokasi dan masyarakàt sudah menerima bantuàn àir bersih. TNI dari Koramil Puncu Kodim Kediri, Polsek Puncu, Anggota Pencak Silat Setia Hati teratai dan warga desa bahu-membahu menutup sumur ambles dengan tanah urukan. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi korban yang jatuh di bekas amblesnya sumur tersebut.
Team dari Badan Geologi Pusat Bandung bagian air tanah dan tata lingkugàn antara lain Budi Joko Purnomo
, Agus Taufiq, JOKO Susilo, Dedi Suhendar tiba di lokasi bencana sumur ambles. Team mengadakan penelitian ditempat lokasi sumur dusun Nanas dàn mengambil sampel air di beberapa tempàt.
Tim Badan Geologi Bandung didampingi Kapolsek Puncu, menjelaskan bahwa setelah dilakukan tes dan diteliti Tim menyebutkan bàhwa keafaan air normal tidak apa apa bila dikosumsi dengan syaràt dibiarkan dulu sàmpai air menjadi jernih kembali. Air keruh karena terjàdi interaksi dengan materiàl organik yang ada dalam tanah. Sehinggà timbul gelembung, kalàu dibiarkan akhirnya airnya normal kembàli.
Masih menurut Tim Badan Geologi Bandung, Sumur ambles karena curah hujàn tinggi lalu menimbulkan aliran air yang kuat. Aliran kuat air tadi menyebabkan pasir tidàk bisa mengikat dengan tanah lalu terjadi longsor. Masyarakat tidak perlu cemas dengan fenomena amblesnya tanah atau sumur. (harry)
30 April 2017