31 Agustus 2017
Menjaga NKRI Lewat Kesadaran Berbangsa Dan Bernegara
Kediri - Disela-sela aktifitas rutin kemahasiswaan Akper Dharma Husada, Dandim Kediri, Letkol Arm Joko Setiyo K, M.Si (Han) didampingi Danramil Mojoroto, Kapten Inf Arifin Effendi, mendapat kesempatan menyampaikan wawasan kebangsaan kepada mahasiswa baru jurusan keperawatan. Dengan Tema “Menjaga NKRI Lewat Kesadaran Berbangsa dan Bernegara” ,ratusan mahasiswa yang notabene masih baru di lingkungan Akbid Dharma Husada, mendengarkan langsung wawasn kebangsaan yang berlangsung siang ini, Rabu (30/08/2017)
“Wawasan kebangsaan ini sangat berguna untuk membentuk karakter dari seluruh mahasiswa, terutama yang baru saja menginjakan kakinya di Akbid Dharma Husada. Kita juga memberikan kesempata bagi mahasiswa untuk bertanya jawab langsung ,tetapi waktu dan jumlah penanya kita batasi. Itu sudah konsekuensi kita. Harapannya, seluruh mahasiswa memiliki kepribadian sebagai bangsa Indonesia,” jelas Direktur Akbid Dharma Husada, dr.Afin Setyo Wati.
Materi wawasan kebangsaan terdiri dari bahaya radikalisme dan terorisme, sistem pertahanan semesta, bahaya narkoba, pengetahuan sosial budaya dan pilar kebangsaan. Diawal wawasan kebangsaannya, Letkol Arm Joko Setiyo K, M.Si (Han) menjelaskan secara singkat keterkaitan sejarah bangsa ini dengan perjalanan menuju kemerdekaan, serta komitmen bangsa Indonesia untuk berpegang pada Pancasila. Selain itu, gambaran radikalisme berbau SARA, juga dijelaskan bersamaan dengan kronologi dan fakta yang terjadi.
“Dulu Suriah negara yang damai, tetapi karena isu-isu provokatif yang mendompleng kepentingan politik, jadilah pertikaian saudara. Dari pertikaian saudara itu ,masuk ideologi radikal yaitu ISIS, tetapi benih-benih radikal itu sudah tertanam sebelumnya, jadi umpama minyak gas itu benih-benihnya, ISIS itu korek apinya, jadilah krisis Suriah. Kita tidak menginginkan radikalisme tumbuh subur di negeri ini. Radikalisme biasanya berdampingan dengan intoleransi, lalu saling hujat menghujat dan mencari pembenaran sendiri-sendiri. Toleransi antar umat beragama dan menolak tegas tindakan radikal adalah salah satu solusinya,” kata Letkol Arm Joko Setiyo K, M.Si (Han).
Dari penjelasan Pudir Akbid Dharma Husada, dr.Soemarmi Sujut, untuk session tanya jawab hanya dibatasi 5 penanya saja dan setiap pertanyaan dibatas 1,5 menit. Hal ini untuk mempersingkat waktu sekaligus efisiensi waktu dari wawasan kebangsaan tersebut.