Namun upaya Setiyono mendapat banyak cibiran dan, justru tak mendatangkan hasil yang sangat memuaskan , bahkan cenderung pelayanan di tempat tersebut kian memburuk dan terkesan asal asalan.Tak dapat di pungkiri keluhan yang datang dari berbagai pihak terus mengalir, pada beberapa waktu sebelumnya , pelayanan di Rumah Sakit tersebut telah mendapatkan kepercayaan dari masyarakat kota Pasuruan. Setelah sempat mengalami keterpurukan dalam hal pelayanan maupun managementnya.
Paska pergantian direktur saat itu, perlahan tapi pasti pelayanan di rumah sakit tersebut sedikit demi sedikit makin mendapatkan kepercayaan dari masyarakat, namun pasca ‘ bersih-bersih’ di lingkungan tersebut dengan melakukan mutasi seluruh karyawan di rumah sakit tersebut. Keadaannya kini justru keluhan masyakat semakin mengalir deras , bahkan kepercayaan masyarakat yang sedikit mulai tumbuh justru saat ini semakin memudar .
Hal ini terbukti banyaknya keluhan yang di sampaikan melalui akun facebook pribadi milik Walikota Pasuruan H.Setiyono ,dalam akun tersebut beberapa komentar miring dan pedas terlontar dari para Nitizen yang mengeluhkan buruknya pelayanan di RSUD tersebut bahkan sebagian besar berkomentar pelayanan terebut sangat bobrok alias tidak memanusiakan manusia .Seperti yang di kemukakan oleh pemilik akun FB Bernus lapan lapan ,yang mengatakan bahwa selamanya pelayanan di rumah sakit tersebut tidak akan pernah berubah , meski di ganti pemimpinnya karena permasahannya adalah keberadaannyya hanyaa di jadikan sapi perah oleh pimpinan daerah .
“Diganti bagaimanapun ,,,,kalau RSUD hanya dijadikan sebagai 'sapi perahan' saja oleh pimpinan daerah....ya sama saja alias sami mawon, tetap saja pelayanannya nati akan 'ujung2nya memeras pasien “ salah satu komen dari akun prinadi milik Benus lapan lapan .
Hal yang sama di kemukakan oleh salah satu pemilik akun yang menggunakan nama Rudi Dosa yang mengatakan bahwa keluhan nitizen hendaknya di jadikan masukan berharga dalam rangka membenahi system pelayanan terhadap masyarakat yang selama ini di nilai sangat buruk dan bobrok.
penulis : Indra M.
editor : Tatag Buleng