menu melayang

19 Juni 2016

DOKTER MAULUDWI SEBAGAI PPK PEMBANGUNAN IGD Rp. 57 M RSUD BANGIL, KEMAMPUANNYA DIRAGUKAN

PASURUAN, MARKA -  Pembangunan mega proyek RSUD Bangil Kabupaten Pasuruan sungguh mengejutkan. pasalnya, Dr. Agung selaku Direktur RSUD menunjuk Dokter Gigi Mauludwi sebagai PPK di Mega Proyek tersebut. Tak ayal banyak pihak yang menyangsikan kemampuannya.
Siapakah drg.Mauludwi Seberapa hebat kemampuannya ?. Pertanyaan-pertanyaan seperti itu cukup santer di perbincangkan di kalangan  masyarakat, termasuk  Ormas, LSM ataupun kelompok masyarakat lain yang mendengarnya.

Jika diamati pertanyaan-pertanyaan itu tepat sekali untuk ditemukan jawabannya. Maka, pihak RSUD patut memberikan jawaban yang kongkrit dan obyektif kepada publik. Wajar jika masyarakat ingin mengetahui rekam jejak dari Mauludwi yang di anggap seakan-seakan dengan mudahnya menduduki jabatan sebagai PPK di proyek gedung senilai Rp. 57 Milyar. Pantaskah ? Layakkah ? Pembangunan yang sedang dalam pengerjaan PT. Nindia Karya dengan menggunakan anggaran APBD senilai Rp. 57. 588.330.000.- (lima puluh tujuh miliyar lima ratus delapan puluh delapan tiga ratus tiga puluh ribu rupiah), yang merupakan pembangunan dengan biaya terbesar di Pasuruan. Pembangunan itu diperuntukan untuk pembangunan gedung IGD rumah sakit.

Dari pantauan line MARKA, Jumat (17/6/2016) pengerjaan gedung IGD yang sedang berlangsung tampak terlihat kurangnya komunikasi dan koordinasi antara PPK dengan PT. Nindia Karya. Sebagaimana terlihat beberapa pekerja (tukang) berpakaian seadanya, menggunakan kaos oblong, celana pendek dan sandal jepit.
Jelas sekali bahwa, hal itu disebabkan oleh lalainya PPK Dokter Mauudwi mengontrol dan mengawasi kepala proyek. Seharusnya Mauludwi mengoptimalkan komunikasi dan koordinasi langsung dengan PT. Nindia Karya sehingga semua pekerja menerapkan sistem keselamatan kerja dengan benar.

Menurut Fajar, selaku humas PT. Nindia Karya mengatakan, terkait pekerja yang tidak menggunakan pakaian proyek dengan standar savety (sesuai keamanan), ia kurang mengetahui penyebabnya, apa memang tidak disediakan oleh PT. Nindia Karya atau pihak pekerjanya yang tidak profesional.


"Kurang mengetahui kenapa hal itu terjadi, seharusnya pakaian sesuai aturan, sehingga aman", kata Fajar dengan nada datar. Jumat (17/6/2016).Peristiwa itu menunjukkan drg. Mauludwi sebagi PPK Mega proyek Rp. 57 Milyar, tampak kurang siap. Maka Mauludwi perlu belajar lebih giat lagi mengenai managemen proyek kontruksi dan struktur organisasinya agar tidak terjadi hal-hal yang memalukan dikemudian hari. (Nug).

Blog Post

Related Post

Back to Top

Cari Artikel

Arsip Blog