Pasuruan,
Tribunusantara.com - Benar-benar
dilematis. Pedagang kaki lima (PKL) tidak ditertibkan akan membuat semrawut
seputaran Alun-alun. Tapi jika ditertibkan, seputaran alun-alun dijadikan
sebagai ajang bermesraan para kawula muda. Sepetti yang ada di gambar yang diambil
Kamis (17/11/2016) sekira pukul 04.10. Sore itu ada dua pasangan muda-mudi
berduaan sedang berpacaran di atas sepeda motornya/
Yang
ironis, satu pasangan adalah pelajar yang masih mengenakan seragam sekolah.
Kedua pasangan ini seakan tidak pedulikan sekitarnya. Seakan acuh tak acuh.
Orang seliweran di hadapannya ataupun berjalan di dekatnya, tak dipedulikan.
Empat pemuda pemudi tersebut bermesraan kira-kira setengah jam lamanya. Setelah
itu kabur entah kemana.
Yang
sempat jadi perhatian orang yang sedang duduk di warng-warung sebelah barat kantor
PWI adalah pasangan pelajar. Mengapa? Ada seorang guru berseragam yang sedang
melintas terpaksa balik kucing. Seprtinya guru ini sengaja balik untuk melihat
apakah pasangan tersebut muridnya. Setelah dekat dengan pelajar tadi, sang guru
menghentikan sejenak motornya. Karena dilihat bukan muridnya langsung ngeloryor
pergi.
Selang
tak berapa lama, pasangan pelajar yang sedang dimabuk asmara inipun ikut
berkemas dan meninggalkan lokasi. Warga yang melihat mereka ngacir, mengira
kalau guru tadi yang menegur. “Lha ya, saat masih banyak PKL tidak pernah ada
kayak gitu-gituan. Tapi setelah PKL tidak ada, sudah mulai digunakan tempat
mesra-mesraan,” kata Sudarman, mengaku warga Kecamatan Gadingrejo.
Masih
kata Sudarman, gitu Walikota Pasuruan H. Setiyono, pernah bilang di media kalau pagar alun-alun
akan dibongkar dengan alasan sering digunakan mesum. Buktinya sekarang mesum
pun di tempat terbuka. Ini berati moral anak harus diperbaiki. Katanya, tidak
salah kalau Presiden Indonesia Joko Widodo punya program kerja dandani mental
anak bangsa. (n)
liputan : Kadir Zaelani