menu melayang

9 Januari 2017

Bayi Usia 2 Bulan Penderita Hidrosipalus Asal Pogar Bangil Orang Tua Tak Mampu, Minta Bupati Gratiskan Biaya Rumah Sakit

PASURUAN - Memprihatinkan. Itulah yang dialami Ahmad Hasan Buhori, bayi berumur 2 bulan warga Jl Sungkono, Kelurahan Pogar RT 004/RW 002, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan. Bocah laki-laki yang belum diberi nama ini terkena pe
nyakit Hedrosipalus. Hingga kini bayi tersebut tergolek lemas di rumahnya. Siang tadi bayi anak ketiga dari pasangan Ny. Maisah (40) dengan Musleh (38) ini sudah dibawa ke Puskesmas.

Karena penyakitnya itu, oleh pihak Puskesmas dirujuk ke RSUD Bangil di Jl Raya Raci, Kecamatan Bangil. Bocah ini dibawa ke Poli penyakit syaraf. Untuk menunggu penanganan berikutnya, kini bocah tersebut menjalani rawat inap sambil menunggu penanganan berikutnya. Apakah nanti akan dirujuk ke RSUD dr Soetomo Surabaya atau tidak.

Sejak bayi setelah diketahui anaknya menderita Kepala Besar (Hidrosipalus), Ny. Maisah dan Musleh terus berupaya mencari pengobatan. Mulai dari spiritual, herbal hingga dokter. Karena kondisi anaknya yang semakin memprihatinkan, akhirnya Maisah dan Musleh membawanya ke Puskesmas terdekat. Dari situlah diketahui kalau anaknya menderita penyakit hidrosipalus.

Maisah dan Muslieh memiliki tiga orang anak. Yaitu, Lailatul Mukaromah dan  Ahmad Husaen. Anak ketiganya, yakni Ahmad Hasan Buhori (bocah sakit). Di rumah sakit pemerintah ini si bayi diawasi langsung oleh dokter khusus anak, dokter kandungan dan perawat senior. Sebelum itu orang tua Bayi Ahmad ini harus pontang-panting mencari uang untuk biaya pengobatan.

“Saya tidak mampu untuk mengobatkan anak saya ke dokter karena biayanya sangat besar. Terus terang, saya belum mengikuti BPJS. Makanya saya takut kalau kena biaya besar. Darimana saya dapat uang kalau sampai biayanya jutaan rupiah,” ungkap Ny. Maisah saat berada di RSUD Bangil sambil tatapannya menerawang. Sesekali dia melirik ruangan anaknya.

Maisah berharap pemerintah Kabupaten Pasuruan, utamanya pihak RSUD Bangil memberikan bantuan. Selama anaknya di rumah sakit tidak dikenakan biaya. Maisah mengaku kalau uangnya sudah habis untuk pengobatan sebelumnya. “Mudah-mudahan saja Pak Bupati memberikan bantuan kepada kami,” pungkas Maisah sambil mengusap air matanya yang menetes di pipi. (kadir)

 

Blog Post

Related Post

Back to Top

Cari Artikel

Arsip Blog