Pasuruan, Tribunusantara.com - Ratusan Ulama, Tokoh Agama, Kyai dan Habib yang tergabung dalam Forum Peduli Bangsa (FPB) bersama Dewan Pengurus
Wilayah Ikatan Pesantren Indonesia (IPI), kumpul di Ponpes Riyadlul Jannah, Pacet, Mojokerto, Jawa Timur. Pertemuan tokoh Islam ini membahas permasalahan bangsa yang sekarang ini carut marut. Termasuk masalah ekonomi dan pendidikan. Pertemuan berjalan tertutup. Wartawan diberikan waktu pengambilan gambar sebelum acara dimulai. Tokoh-tokoh besar hadir dalam acara tersebut.
Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPW) Ikatan Pesantren Indonesia (IPI) Jawa Timur, KH Muslich Bashori turut hadir.
Pertemuan digelar di aula lantai dua Ponpes Riyadlul Jannah. Tokoh besar yang hadir, Ketum MUI yang juga Rais Aam PBNU, Ma'ruf Amin, Sekjen MUI Masduki Baidowi, KH Sodri dari Jakarta Islamic Center, KH Ali Akbar Marbun dari Medan, H. Ali Sam, pengusaha dari Jakarta, Habib Soleh Al-Jufri dari Solo, Dosen UIN Sunan Kalijaga, dan Dr Shofiyullah Muzammil.
Lalu KH Nurul Huda Jazuli dari Kediri, KH Solahuddin Wahid dari Jombang, KH R Azaim Ibrohimi dari Situbondo, KH Mahfudz Syaubari (Mojokerto), KH Muslich Bashori Ketua DPW IPI JATIM, Prof Dr Imam Suprayogo (mantan Rektor UIN Malang), Prof Dr M Bisri (Universitas Brawijaya Malang), mantan Mendikbud M Nuh dan Ketua DPR 2009-2014 yang juga politisi Partai Demokrat Marzuki Alie.
Sebelum pertemuan itu dimulai, perwakilan FPB menggelar konferensi pers di masjid Ponpes Riyadlul Jannah. Pada kesempatan itu, Prof Dr Imam Suprayogo menjelaskan, pertemuan para ulama dari berbagai daerah di Tanah Air ini akan membahas konsep ekonomi dan pendidikan pesantren untuk mewujudkan kedaulatan bangsa. Dia menampik pertemuan ulama FPB ini akan membahas isu perpecahan umat yang terjadi saat ini.
"Para Kyai tahu kondisi politik sosial di luar pesantren. Namun para Kyai tak akan bicara soal itu. Untuk sekarang ini hanya membahas pendidikan dan penguatan ekonomi," kata Imam.
Puluhan Kyai, Ulama, Habaib berkumpul di Mojokerto, membahas Pendidikan dan Ekonomi. Di lain tempat, KH Muslich Bashori Ketua Ikatan Pesantren Indonesia (IPI) DPW JATIM mengatakan, para ulama tetap mempunyai kepedulian terhadap persoalan bangsa saat ini. Hanya, para Kyai mempunyai cara sendiri untuk menenteramkan bangsa.
"Para Kyai tidak mau menambah suasana panas bangsa kita dengan hal-hal yang kontraproduktif. Pesantren adalah guru bangsa, NKRI salah satu pilar utamanya adalah pesantren. Maka pesantren berkepentingan menjaga utuh dan tegaknya NKRI dengan cara pesantren. Melalui pendekatan pada umat, tidak boleh memanas-manasi umat. Melainkan menyadarkan umat bahwa berbangsa itu harus kuat," tukasnya.
Kyai Bashor menjelaskan persoalan kebangsaan, ideologi, dan politik yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini berakar pada masalah sistem pendidikan.
"Ada metode pendidikan yang salah terjadi selama ini. Masyarakat dididik dengan pola yang melahirkan sekulerisme, paham-paham liberalisme, oportunistik, tak ada kepedulian dalam sistem pendidikan kita yang mendidik moralitas anak kita. Kami juga mengkritik pemerintah, ayo perbaiki sistem pendidikan kita, lahirkan output manusia yang berakhlaqul karimah cinta pada bangsanya," pungkas Kyai Bashor. (kadir Zaelani)
21 Januari 2017