16 Oktober 2016
Diklatsar II Banser Probolinggo, Dandim Jelaskan Proxy War
Probolinggo, tribunus-antara.com - Anggota Banser NU, harus paham dan waspada mengenai Proxy War. Proxy War adalah perang masa kini, dimana salah satu pihak menggunakan pihak ketiga atau komponen lainnya, yang berperang melalui aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial dan aspek lainnya. Hal disampaikan Komandan Kodim (Dandim) 0820/Probolinggo, Letkol Inf Hendhi Yustian D.S., S.I.P saat memberikan pembekalan pada acara Diklatsar II Banser se-Kabupaten Probolinggo TA. 2016 di SDN Gili Ketapang Kecamatan Sumber Asih Kabupaten Probolinggo, Minggu (16/10/2016)
Banser sebagai asset bangsa dan juga ulama, memiliki peran yang sangat strategis. Ia tidak dimaksudkan untuk menjadi organ militan di tubuh NU tetapi justru sebagai asimilator kelembutan ajaran Hadratus Syeikh Hasyim Asy'ari ketika menjawab tantangan disintegrasi.
“Seiring perkembangan teknologi, karakteristik perang mengalami pergeseran. Perang tidak lagi banyak dilakukan secara fisik. Salah satu bentuk perang yang sedang dan masih akan terus berlangsung adalah perang proxy,”kata Dandim.
Dandim 0820/Probolinggo mengatakan, Indonesia memiliki potensi sumber daya alam yang sangat besar. Selain iklimnya tropis yang baik untuk bercocok tanam sepanjang tahun, Indonesia juga kaya akan sumur-sumur minyak, gas, dan simpanan batubara.
“Indonesia merupakan sumber energi, sumber pangan, dan sumber air bersih yang akan menjadi incaran kepentingan nasional negara-negara asing di masa depan,”ujarnya.
Untuk itu Dandim, mengingatkan anggota Banser NU bahwa pentingnya meningkatkan kewaspadaan terhadap berbagai gerakan dan ideologi yang berkembang dimasyarakat.
”Kelompok-kelompok tersebut seringkali muncul dan bermetaforfosis dalam berbagai bentuk organisasi. Masyarakat mengusung misi-misi tertentu yang cenderung mengancam keutuhan dan kedaulatan bangsa,”jelas Dandim.
Menurut Ketua PCNU Kabupaten Probolinggo KH. Abdul Hadi mengatakan, saat ini banyak kelompok yang mencoba menggugat dan merongrong Pancasila dengan berupaya menggantikanya dengan ideologi yang lain.
“Untuk itulah Banser dan Ansor sebagai bagian anak bangsa mempunyai tugas untuk terus mempertahankanya falsafah dan ideologi dasar negara sebagai warisan para pendiri bangsa tersebut. Lewat Diklasar ini bisa menyiapkan kader-kader muda NU untuk menjadi benteng ulama dan bangsa,”kata KH. Abdul Hadi.
Sementara itu Kasad Kornas Banser H. Alfa Isnaini, menambahkan bagi Banser siap menjaga NKRI itu juga sama pentingnya menjaga Islam. Bahkan pada satu titik menjaga NKRI itu bisa jadi lebih penting.
“Karena itu keamanan negara itu menjadi prasyaratan untuk keamanan beragama. Orang akan kesulitan menjalankan ibadah ketika negara dalam keadaan perang,”tegas H. Alfa Isnaini (tm)