Kenaikan harga yang terus menerus dan cukup signifikan juga terjadi pada telur impor. Harga awal yang semula berada di kisaran Rp 18.000 – Rp 20.000 per kilo, sekarang naik mencapai Rp 22.500,-/kg. “Kalau telur impor selalu naik tiap harinya. Sekitar Rp 200,- sampai Rp 300,- per kilo. Hari ini harganya segini, besok sudah beda lagi, naik terus.” imbuh pemilik Toko Wirasena ini. Kenaikan harga juga terjadi pada beras, minyak goreng, daging ayam impor dan cabai rawit. Beras dengan kualitas sedang naik sekitar Rp 300,- per kilonya. Harga awal yang semula Rp 8.500,-/kg kini mencapai Rp 8.800,-/kg. Sedangkan untuk minyak goreng, kenaikan harganya mencapai 0,05% dari harga awal. Minyak goreng yang semula seharga Rp 11.500,-/kg, kini naik menjadi Rp 12.000,-/kg. Hal serupa juga terjadi pada daging ayam impor, yang semula berada pada kisaran Rp 30.000,-/kg, kini menjadi 30.500,-/kg. Tidak menutup kemungkinan bahwa harga daging ayam impor akan terus merangkak naik mengingat perayaan tahun baru 2017 sudah semakin dekat.
Yang paling mengejutkan adalah kenaikan harga cabai rawit yang mencapai dua kali lipat dari harga normal. “Iya. Saya sendiri juga kaget kok tiba – tiba naik begitu. Tapi ya mau gimana lagi, sudah kebutuhan.” ungkap salah satu pembeli saat sedang berbelanja di pasar tradisional terbesar di Pasuruan ini. Respon pembeli terbilang sangat wajar, pasalnya harga cabai rawit seminggu yang lalu (Rabu, 14/12/2016) adalah Rp 25.000,-/kg sedangkan hari ini melonjak drastis mencapai Rp 50.000,-/kg. Marsinah (40), pedagang setempat, mengaku bahwa kenaikan harga yang seperti itu sudah biasa. “Sudah biasa, sudah musiman(peringatan hari besar). Kalau sedang musim hari-hari besar, ya biasanya sering naik. Tapi setelah itu normal lagi.’’ Beberapa pedagang juga mengaku sempat ketar-ketir dengan kenaikan harga cabai rawit yang melonjak sebesar 100% ini. Hal ini dikarenakan mereka khawatir bila nantinya para pelanggan akan kaget dan akhirnya mengurungkan niatnya untuk berbelanja. Imbasnya, barang dagangan mereka tidak laku bahkan tidak jarang akan busuk. “Sebenarnya juga saya kasihan kalau harganya naik, tapi kalau tidak saya naikkan, nanti saya yang rugi.’’ tandasnya sembari melayani pelanggan.
Sebaliknya, harga daging sapi cukup stabil dibandingkan dengan harga kebutuhan pokok yang lain. “Harganya (daging sapi) tetap kok. Tidak ada kenaikan, dari dulu ya tetap Rp 105.000,-/kg. Meski ada natal dan tahun baru tetap segitu saja. Kecuali kalau ada yang pesan daging kualitas super, harganya beda lagi, sekitar Rp 110.00,-/kg.” tutur Musa’ah (50), salah satu penjual daging di pasar tersebut. Wanita yang mengaku sudah menggeluti pekerjaan ini selama 25 tahun, menjelaskan bahwa untuk harga daging sapi tidak ada banyak kenaikan semenjak beberapa bulan yang lalu. Yang membedakan hanyalah jumlah penjualan daging selama sehari. “Kalau ada hari besar seperti maulid nabi, natal dan tahun baru, penjualannya bisa lebih banyak daripada hari-hari biasa. Tapi untuk masalah harga, sama sekali tidak ada kenaikan” pungkasnya menutup pembicaraan. (fb/obi)